Kita boleh tidak sepakat tentang apa sebenarnya esensi pendidikan, akan tetapi dalam perspektif keperpustakaan esensi pendidikan adalah membaca, dalam arti sebuah proses pendidikan dikatakan berhasil apabila menciptaka murid-murid yang rajin membaca. Apabila sebuah lembaga pendidikan tidak menganggap penting masalah minat dan kegemaran membaca , bisa dipastikan akan mengalami kegagalan. Sebuah pepatah yang sering kita dengar akan tetapi sering pula diingkari adalah “buku gudang ilmu dan membaca adalah kunci.” .
Sekarang ini banyak lembaga pendidikan yang kehilangan “kunci’ tersebut, dan konsekuensinya adalah banyak alumninya yang tidak berilmu. Dalam istilah sunda disebut dengan “cul dog-dog tinggal igel”, artinya untuk menggambarkan sebuah perbuatan atau proses yang kehilangan esensi, hanya formalitas belaka. Penulis memiliki sebuah “formula pendidikan” sederhana seperti berikut: Sekolah-gemar membaca = bermasalah (dibaca, bersekolah akan tetapi tidak memiliki kegemaran membaca akan menghasilkan lulusan yang bermasalah; gemar membaca + (-sekolah) = berhasil; (-sekolah) + (-gemar membaca) =gagal; Sekolah + gemar membaca = sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar