Kamis, 14 Januari 2010

STAIN Cirebon berubah status

STAIN Cirebon: menjadi IAIN Syeh Nurjati

Kenapa Bukan UIN Cirebon?

BELUM tersedianya perguruan tinggi yang representatif di Cirebon, yang dapat menampung minat dan prestasi lulusan SLTA, hampir terus jadi perbincangan. Setiap akhir tahun ajaran pendidikan, ribuan alumni SLTA Cirebon menyerbu kota-kota besar bagi keperluan pendidikan tinggi. Jakarta, Bandung, Purwokerto, dan Yogyakarta cukup pavorit dijadikan pijak harapan masa depan alumni SLTA Cirebon. Mereka mengais pendidikan tinggi jauh dari orang tuanya lantaran di kotanya belum tersedia PTN yang dianggap representatif. Mengapa demikian?

Aspek yang pada gilirannya merebak ke aspek lain sebagaimana pertumbuhan daerah baru dengan kesibukan aktivitasnya. Tak disanngkal lagi pertumbuhan dunia pendidikan ke arah yang lebih maju merupakan dambaan seluruh warga, karena berbekal pengetahuan yang dilandasi etika agama, insya allah akan menjadikan generasi muda yang bertanggung jawab atas keilmuannya.

Persoalan yang mengemuka sekarang adalah keinginan politik pemerintah daerah untuk segera merealisikan keinginan pengelola STAIN Cirebon berubah menjadi IAIN, syukur jika UIN. Sebuah universitas negeri di Kota Cirebon yang kelak mempermudah masyarakat Cirebon dan sekitarnya menempuh pendidikan tinggi. Di tempat yang tidak jauh dari orang tua dan kerabatnya. Bukan lantaran tidak setuju kuliah jauh, akan tetapi institut negeri apalagi universitas negeri, yang berjarak dekat jelas lebih efisien dalam segala hal dibanding kuliah di luar kota atau luar propinsi.

Keinginan politik pemerintah daerah setempat, terlebih jajaran diknas dan depag diharapkan mampu mempercepat proses perubahan status IAIN Cirebon. Logika sederhananya, jika sekolah tinggi swasta saja bisa berubah menjadi universitas mengapa sekolah tinggi negeri yang menginginkan hal serupa; sepertinya mesti terseok-seok?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

F A K T A (FORUM MAHASISWA KAJIAN STRATEGIS dan AKSI)Cirebon